pengembanganindustri kreatif. 3) Mendorong inovasi di bidang kreatif yang memiliki nilai tambah dan daya saing di dunia Internasional. 4) Membuka wawasan dan apresiasi masyarakat terhadap segala aspek yang berhubungan dengan ekonomi kreatif. 5) Membangun kesadaran dan apresiasi terhadap hak kekayaan intelektual, termasuk
Teknologiadalah keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia.. Penggunaan teknologi oleh manusia dimulai dengan pengubahan sumber daya alam menjadi alat-alat sederhana. Penemuan prasejarah tentang kemampuan mengendalikan api telah menaikkan ketersediaan sumber-sumber pangan, sedangkan penciptaan roda telah membantu manusia
Dalamindustri yang sama,perusahaan sanggup sangat berbeda dalam pilihan media dan saluran mereka. Perusahaan selalu mencari banyak cara untuk mendapat efisiensi dengan mengganti satu alat komunikasi dengan alat lainnya. Banyak perusahaan menggantikan beberapa kegiatan penjualan lapangan dengan iklan, pengeposan langsung, dan pemasaran lewat
Fast Money. shfrh shfrh Dengan cara menggabungkan keduanya namu n tetap mengaitkan kandungan unsurnya satu sama lain , contoh tari tradisional yg diubah menjadi tari tradisional modern makasih kakakkk Be yourself and never surrender terimakasiihh kakak cantik terimakasiihh kakak cantik smoga amalnya d catat oleh allah amiinn
Pandemi COVID-19 membawa pencerahan dalam berbagai aspek kehidupan manusia. Bagaimana tidak, dunia seakan dipaksa berhenti sejenak dari segala kesibukannya, dan memberi manusia waktu lebih untuk memikirkan sustainibility dalam hal apapun yang mereka kerjakan, tak terkecuali dalam hal industri webinar web seminar bertajuk 'Cheat the Covid' part 5, yang diadakan oleh Fakultas Industri Kreatif Universitas Surabaya FIK Ubaya mengajak para penikmat dan pelaku usaha kreatif agar mampu menghasilkan karya yang dapat memberikan dampak kepada FIK Ubaya, Viviany, menuturkan bahwa industri fashion dinilai belum sustainable. Dimana pada abad 18 industri tekstil seringkali mengeksploitasi anak-anak sebagai pekerja karena berbagai hal, salah satunya karena biayanya murah. Bahkan pada abad 20, fashion terus berkembang dan dikenal dengan istilah mass manufacturing atau fast fashion. “Disebut fast fashion karena konsumsi masyarakat tinggi sekali,” ucap Viviany 12/6. Menurut Viviany, era fashion tersebut menyembunyikan banyak kisah kelam. Salah satunya adalah penyiksaan hewan untuk diambil bulunya dan digunakan sebagai bahan dasar baju. Pasalnya banyak desainer dan aktivis yang mulai sadar bahwa fashion yang sustainable sangat penting. Saat pandemi COVID-19 seperti sekarang, terhitung puluhan juta pekerja tekstil kehilangan pekerjaannya. Viviany berargumen bahwa ada konsep industri fashion yang lebih baik, yakni konsep kolaborasi. Kolaborasi ini mengusung dua poin utama, yakni lokalisasi dan orientasi pada tukang, pekerja atau seniman artisan. “Sementara penghargaaan yang tinggi pada tukang, pekerja atau seniman akan menciptakan lokal-lokal supplier baru, yang nantinya bisa mendukung munculnya supply chain lokal. Sedangkan, lokalisasi diharapkan meningkatkan local job. Hal tersebut banyak membuka peluang pada orang-orang lokal untuk berkarya dan berpenghasilan melalui seni,” jelasnya. Senada dengan Viviany, Audit Yulardi, menuturkan, kearifan lokal bisa menjadi inspirasi baru bagi desainer-desainer dalam menyusun produk modern yang mampu bersaing dan menyelesaikan masalah. Karena setiap produk atau proses pembuatannya mengandung nilai, makna, filosofi, dan banyak hal lain. Selain itu, kearifan lokal berbicara soal hidup dan kebiasaan dalam masyarakat yang berkembang secara terus menerus.“Yang ada dalam keseharian kita, tanpa kita sadari adalah kearifan lokal. Hal ini terlihat dari cara sebagian daerah menghadapi COVID-19. Di Sulawesi ada ramuan daun sirih dan campuran daun lain untuk disinfektan. Ini adalah contoh penerapan pengetahuan yang dimiliki oleh masyarakat lokal digunakan untuk menghadapi masalah terkini,” ucap dosen FIK ini. Audit menjelaskan jika budaya Jawa, Sunda, mengenal Padasan atau Gentong dari tanah liat yang berisi air dan ditaruh di depan rumah. Hal ini dimaknai sebagai semangat untuk menjaga kebersihan. Kearifan lokal ini menyimpan pesan yang sebaiknya dipelajari dan disesuaikan ke masyarakat jaman sekarang.“Permasalahannya mungkin ajaran-ajaran tersebut tidak kita maknai sebagai hal yang logis, lebih ke mitos, sehingga keindahan maknanya menjadi tersamarkan. Lalu pertanyaannya, bagaimana cara sebagai seorang desainer untuk menerjemahkan hal tersebut? Salah satunya dengan memahami pesan-pesan yang disampaikan oleh kearifan lokal. Memahami spirit masa lalu dan disesuaikan dengan lifestyle jaman sekarang,” mengingatkan, jika penerapan nilai Padasan atau Gentong sebagai alat membersihkan diri dari luar ini bisa menjadi sesuatu yang modern."Hal ini penting sebab kearifan lokal akan membawa pencerahan kepada desainer tentang nilai sehingga produk baru yang diciptakan bermanfaat dalam kehidupan masyarakat. Karena warisan itu tersebar dalam keseharian kita,” tutupnya.
bagaimana cara memadukan budaya lokal dengan industri kreatif